HUBUNGAN RADIOAKTIF DALAM PERTANIAN
HUBUNGAN
RADIOAKTIF DALAM BIDANG PERTANIAN
Radionuklida/
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu memancarkan Radiasi.
Radioisotop dapat terjadi secara lamiah maupun sengaja dibuat manusia untuk
reaktor penelitian.( Herry, 1997). Pengunaan
radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikataan bahwa
isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama
dengan isotop stabil. Jadi
suatu isotop radioaktif melangsungkan
reaksi kimia, yang
sama seperti isotop stabilnya (
Jalil, 2000).Peran radioisotop sebagai
pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya. Karena,
radioisotop memancarkan radiasi dimanapun dia berada dan mudah dideteksi.
Radioisotop ibarat lampu yang tak pernah padam senantiasa memancarkan
cahayanya. Laju peluruhan tiap satuan waktu pun ( Radiotivitas) hanya merupakan
fungsi atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
baik temperatur, tekanan, pH.
Pada
tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode mengahasilkan
suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret,
walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal
hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi
elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi yaitu sinar
katode dengan suatu materi (anode).
Secara
garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan
utama. Yaitu, sebagai perunut ( tracer ) dan sumber
radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian
bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil.
Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti
isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi
didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat
mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat digunakan untuk memberi
efek fisis, efek kimia maupun efek biologi (Nurlaila, 2002).
Prinsip
radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke
dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena
radioisotop tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka
radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu
senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.
Pemanfaatan
radioisotop dalam bidang pertanian antara lain berguna dalam pembentukan bibit
unggul, pemupukan dan pemberantasan hama dengan serangan mandul, pemuliaan tanaman
dan mencegah timbulnya penyakit pada tanaman.
Sinar
gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga
memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik. Selain sinar gamma,
fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang bersifat lebih
unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan
menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang
menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Kekuatan
radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih
unggul dari induknya.
Teknik
perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat.
Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.
Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan sebagian dari
pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk mengetahui pola
penyebaran pupuk dan efesiensi pengambilan fosfor dari pupuk oleh tanaman.
Dengan
radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul kemandulan pada
serangga jantan. Serangga di bawa ke laboratorium dengan cara hama serangga
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah disinari, hama
tersebut dilepas di daerah yang terserang hama, sehingga diharapkan akan
terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas,
sehingga telur itu tidak akan menetas.
Dalam bidang pemuliaan tanaman, teknik mutasi dapat
meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memungkinkan pemulia melakukan
seleksi genotipe tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan
perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap organ reproduksi tanaman seperti
biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kultur jaringan dan sebagainya.
Apabila proses mutasi alami terjadi secara sangat lambat maka percepatan,
frekuensi dan spektrum mutasi tanaman dapat diinduksi dengan perlakuan bahan
mutagen tertentu. Pada umumnya bahan mutagen bersifat radioaktif dan memiliki
energi tinggi yang berasal dari hasil reaksi nuklir.
Bahan
mutagen yang sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu mutagen kimia (chemical mutagen) dan
mutagen fisika (physical mutagen). Mutagen kimia pada umumnya berasal
dari senyawa alkyl (alkylating agents) misalnya seperti ethyl methane
sulphonate (EMS), diethyl sulphate (dES), methyl methane sulphonate (MMS),
hydroxylamine, nitrous acids, acridines dan sebagainya (IAEA, 1977). Mutagen
fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) dan
termasuk diantaranya adalah sinar-X, radiasi Gamma, radiasi beta, neutrons, dan
partikel dari aselerators. Baik mutagen kimia
maupun mutagen fisika memiliki energi nuklir yang dapat merubah struktur materi
genetik tanaman.
Komentar
Posting Komentar