PEMBENTUKAN AWAN HUJAN
PEMBENTUKAN
AWAN HUJAN
Awan
adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang
terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara
setelah melampaui keadaan jenuh. Tiga hal penting yang harus dipenuhi agar uap air yang
ada di udara dapat terbentuk menjadi butir2 air dan seterusnya menjadi hujan yaitu, adanya uap air, adanya inti-inti kondensasi, dan adanya proses pendinginan.
Secara
umum, awan dikelompokkan atas empat kelompok yaitu:
1.
Awan Tinggi (Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus) ketinggian > 6000
meter, suhu sangat rendah.
2.
Awan Sedang/pertengahan (Altocumulus dan Altostratus) ketinggian
2000-6000 meter.
3.
Awan Rendah (Stratus, Stratocumulus dan Nimbostratus) ketinggian 200
meter
4.
Awan yang Berkembang Vertikal (Cumlus dan Cumulonimbus)
5.
Penyebaran Awan
Biasanya
identik dengan penyebaran hujan dan penyebaran awan biasanya dinyatakan dalam
nilai keawanan yaitu gambaran dari besarnya bagian langit yang tertutup awan dengan
satuan perdelapan atau persepuluh. Dekat equator, keawanan cukup tinggi yang
merupakan daerah konvergen. Sekitar lintang 20-300 , keawanan
sangat rendah yang merupakan daerah devergen Sekitar lintang 600, keawanan
rata-rata terbesar. Variasi harian keawanan di atas daratan, keawanan maksimum
terjadi pada siang sampai sore hari sedang di atas lautan terjadi pada saat
malam hari.
Presipitasi merupakan bentuk umum dari pengendapan atau pengembalian air
yang telah di uapkan ke atmosfer jatuh kembali menuju permukaan bumi (daratan
maupun lautan). Bentuk presipitasi: hujan, kabut, embun smog, glaze, salju, hail, graupel,
sleet, dew, rime dan kepingan salju.
Pembentukan
Hujan
Supaya dapat
menghasilkan hujan butir-butir awan harus tumbuh menjadi cukup besar sehingga
gaya berat cukup untuk melawan arus udara naik. Ada beberapa teori yang membahas
pembentukan hujan diantaranya teori Bergeron dan teori Tumbukan & Penyatuan
(Collision).
Tipe-tipe Hujan
Berdasar gerakan
udara naik untuk membentu awan tipe hujan dapat digolongkan menjadi :
·
Hujan Konveksi
Dihasilkan dari naiknya udara
hangat dan lembab dengan proses penurunan suhu secara adiabatik. Hujan biasanya
lebat tapi pada daerah yang terbatas dan sering disertai guntur. Hujan yang
demikian kurang efektif bagi pertanian tetapi sangat efektif untuk timbulnya erosi.
·
Hujan Orografik
Dihasilkan oleh
naiknya udara lembab secara paksa oleh dataran tinggi atau pegunungan. Curah
hujan di dataran tinggi biasanya lebih tinggi daripada dataran rendah
sekitarnya terutama pada arah hadap angin (windward)
·
Hujan Gangguan
Tipe hujan yang termasuk dalam
kelompok hujan gangguan adalah hujan siklonik dan hujan frontal.
Penentuan Curah
Hujan Wilayah
1. Metode Aritmatik
Nilai rerata curah hujan bulanan
dari n stasiun = Jumlah curah hujan bulanan dari seluruh
stasiun dibagi jumlah stasiun.
Nilai curah hujan tahunan =
Jumlah dari curah hujan bulanan selama satu tahun.
2. Metode Isohyet
Kelengkapan penunjang jaringan
stasiun yang rapat dan peta kontur uantuk menggambar
peta isohyet. Tahapan yang
diperlukan adalah :
o
Membuat
peta isohyet
o
Menghitung
luas wilayah yang dibatasi sub isohyet (dalam % wilayah)
o
Menghitung
rerata curah hujan anatara dua isohyet
o
Curah
hujan rerata sama dengan jumlah total dari perkalian % luas wilayah sub
o
wilayah
kali rerata curah hujan.
3. Metode Rerata Berbobot
Sebagai pembobot luas poligon
yang mengelilingi stasiun, Tahapan yang diperlukan
adalah :
o
Membuat
garis poligon
o
Menghitung
luas sub wilayah dalam poligon (%)
o
Curah
hujan = jumlah total perkalian % luas sub wilayah dengan curah hujan
o
Komentar
Posting Komentar